Setelah delapan tahun tidak diadakan, kegiatan lomba paskibra KOMPASS kembali digelar di SMAN 9 Jakarta. Kegiatan ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu, bukan hanya oleh panitia dan peserta, tapi juga oleh warga sekolah yang ingin melihat bagaimana KOMPASS tampil setelah sekian lama vakum.
Tujuan utama dari diadakannya kembali KOMPASS adalah untuk membangkitkan kembali semangat dan nama besar SMAN 9 yang dulu dikenal melalui ajang ini. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi wadah untuk menjalin hubungan baik antar sekolah.
“Kami mulai dari merancang konsep, mengadakan rapat berkali-kali, hingga melakukan simulasi lomba agar pelaksanaan hari H bisa berjalan lancar,” ujar Kayla Syifa Anjani, salah satu panitia KOMPASS 2025. Ia menambahkan bahwa tantangan terbesar dalam penyelenggaraan tahun ini adalah waktu yang terbatas karena semua harus disiapkan untuk pelaksanaan dalam satu hari saja.
Meskipun waktu persiapan dan pelaksanaan cukup singkat, KOMPASS 2025 tetap berhasil menarik perhatian peserta dan penonton. Tahun ini, panitia memilih tema “Musim Panas” yang dianggap sesuai dengan waktu pelaksanaan pada bulan April dan memberikan kesan segar bagi kegiatan yang baru dihidupkan kembali ini.
Dalam prosesnya, beberapa kendala tetap ditemui. Salah satunya terjadi pada malam pengumuman pemenang, di mana panitia sempat kewalahan dalam penghitungan nominasi karena keterbatasan jumlah sumber daya manusia dan waktu yang mepet.
Namun secara umum, kegiatan ini berjalan cukup baik. Seorang penonton yang juga siswa dari tim SMPN 268 Jakarta menyampaikan pendapatnya dengan antusias, “Seru lah, masa bosen ngeliatin KING 268 tampil!”. Penonton memiliki antusiasme yang tinggi terhadap KOMPAS tahun ini.
Panitia berharap KOMPASS 2025 bisa menjadi awal baru agar kegiatan ini kembali menjadi agenda rutin tahunan di SMAN 9 Jakarta. Dengan pengalaman tahun ini, mereka berharap pelaksanaan di masa depan bisa lebih baik dan lebih matang.
Ditulis oleh Siti Fatimah